Rabu, 22 Juli 2009

Kita Pewaris Garam

Garam memiliki banyak arti penting. Sungguh menakjubkan Tuhan Yesus memilih garam sebagai perumpamaan. Apa arti rohaninya?

GARAM SEBAGAI KEBUTUHAN EKONOMI (AYUB 6:6)

Garam yang kita kenal sebagai benda yang asing tentu dibutuhkan dalam tubuh manusia. Terutama dalam bidang ekonomi yang menyangkut makanan. Selain menyedapkan makanan, garam juga berfungsi untuk kesehatan tubuh. Seseorang yang kekurangan garam yodium misalnya, ia akan menderita penyakit gondok. Seorang yang makan tanpa tentu tidak akan mempunyai nafsu makan. Manusia yang selalu makan tanpa garam, lama kelamaanpasti akan merasa lemas dan mungkin juga terjadi kelumpuhan pada tubuhnya. Garam pun dapat mencegah terjadinya kebusukan.

Dari sisi rohani kita dapat menarik kesimpulan, tanpa orang-orang benar, tanpa orang-orang yang percaya pada Tuhan, dunia akan membusuk.

GARAM SEBAGAI PUPUK (LUKAS 14:34-35)

Seperti kita ketahui, kita makan dari hasil bumi. Kalau dunia ini tidak mempunyai garam lagi dalam tanahnya, dapat kita bayangkan apakah jadinya dengan tumbuhan. Garam merupakan mineral yang ada di dalam tanah yang akan menumbuhkan dan menyuburkan tanaman. Dari segi teori ilmu tumbuh-tumbuhan, tak ada satu pun tumbuhan memerlukan garam yang terkandung di dalam tanah.

Dunia mengalami kegersangan rohani. Tanpa orang percaya di dunia ini, maka dunia tidak ada artinya. Kalau dunia hingga saat ini masih berada pada tempatnya, itu karena ditopang keberadaan anak-anak Tuhan sebagai tiang-tiang yang menopang dunia ini (Kej. 7:1-24, 19:1-29).

Alkitab mencatat: kalau garam itu menjadi tawar, ia akan diinjak-injak orang. Hal ini berarti: Antikris akan menginjak-injak dunia ini selama tiga setengah tahun lamanya. Pada waktu itu gereja Tuhan sebagai garam dunia disingkirkan ke padang belantara.

GARAM SEBAGAI KORBAN PERSEMBAHAN (IMAMAT 2:13)

Persembahan yang dibawa bangsa Israel harus dibubuhi garam. Garam berbicara mengenai persembahan yang asli; persembahan yang sungguh-sungguh. Karena bisa saja seseorang memberi korban kepada Tuhan dengan maksud-maksud yang tidak murni.

GARAM SEBAGAI KEKUATAN PERJANJIAN (BILANGAN 18:19)

Garam sebagai kekuatan perjanjian laksana materai. Melambangkan suatu keputusan? Keharusan yang tidak dapat ditawar-tawar lagi. Perjanjian yang termaterai. Sebab itu jangan disalahgunakan.

2 Tawarikh 13:5, “Tidakkah kamu tahu, bahwa kuasa Tuhan Allah Isarel telah memberikan kuasa kerajaan atas Israel kepada Daud dan anak-anaknya untuk selama-lamanya dengan suatu perjanjian garam?” Perjanjian garam ini berjalan terus dari keturunan Raja Daud sampai kepada Yesus Kristus. Tentu kita ingat ketika seorang buta berseru kepada Yesus, “Ya Yesus Anak Daud, kasihanilah hamba!” padahal kejadian itu terjadi kurang lebih seribu tahun setelah Raja Daud meninggal.

Inilah perjanjian garam, takhta Daud yang telah ditetapkan. Kitalah generasi selanjutnya dari keturunan Daud. Perjanjian garam inilah adalah milik kita yang tak dapat diubah-ubah. Betapa hebatnya kedudukan kita sebagai orang percaya kepada Tuhan karena kita dapat menggarami dunia ini. Eksitansi kita di tengah masyarakat adalah keturunan raja di atas segala raja. Allah telah menetapkan suatu perjanjian garam laksana mutu garam yang tidak bisa diubah fungsinya.

DAANCE A. SUPIT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar