Rabu, 22 Juli 2009

MEDA: “LIFE WITHOUT CHRIST IS NOT LIFE AT ALL”.

Imelda Margaret Kawu lahir di Jakarta, 8 April 1978. anak ke-2 dari 4 bersaudara yang akrab disapa Meda ini, mengatakan ia menekuni dunia tarik suara karena sejak kecil sering menyanyi di gereja. Dan ketika dewasa, Meda semakin menyadari ia memiliki passion di dunia musik dan bernyanyi. Saat ini Meda melayani di bidang pujian dan penyembahan. Yang membuat dirinya menikmati melayani sebagai seorang pemimpin pujian, karena ia suka menyanyi dan suka memotivasi orang. “Di bidang pujian dan penyembahan, hal itu bisa dilakukan karena mencakup keduanya”, kata wanita yang suka warna hitam, putih, merah dan biru ini.

Meda menceritakan, kisah pertobatannya berawal saat dia masih duduk di kelas 6 SD. Sepulang sekolah bersama teman-temannya ia sering mengikuti persekutuan doa. Sejak saat itu ia benar-benar hidup bersama Tuhan. Karena baginya “Life without Christ is not life at all”. Mempertahankan kekristenan sejati baik dalam pelayanan maupun di luar pelayanan maupun di luar pelayanan dilakukan olehnya. Ia mengatakan tak pernah kompromi bahkan dengan hal-hal kecil sekalipun yang menjadi kebiasaan buruk di kalangan teman-temanya. Seperti berbicara kasar dan kata-kata yang tidak sopan. Namun Meda mengatakan, meski demikian ia tetap berusaha untuk menjadi teman yang asyik, dan menjadi pendengar yang baik buat teman yang memiliki masalah.

Meda yang begitu bahagia dan bersyukur dengan keberadaannya saat ini mengatakan, Tuhan sangat dahsyat dalam hidupnya. Salah satu pengalaman yang pernah ia lalui bersama Tuhan, saat melayani di pulau Sumba. “Waktu saya menyanyi dan saat itu Tuhan menyembuhkan seorang nenek berusia 70 tahun. Setelah sekian lama dia berjalan dengan tongkat, akhirnya, akhirnya dia bisa jalan normal lagi”, ujar penyuka ketenangan, musik dan membaca ini.

Begitu banyak orang yang memiliki peran penting dalam hidupnya, di antaranya ayah dan ibunya, dimana ia belajar arti kesetiaan. Saudara-saudaranya yang selalu memberi dukungan, pamannya yang mengajarkan bagaimana menjadi pemimpin yang baik. Juga pelatihnya, Aminoto Kosin, yang memberikan banyak pelajaran dan pengalaman bermusik dan bernyanyi baik di rohani maupun sekuler. Wanita yang memiliki nilai hidup kejujuran, kesetiaan, dan kesabaran ini mengatakan, di masa mendatang ia berharap dirinya bisa bernyanyi sambil bermain gitar. Selain itu ia juga ingin untuk bisa terus berkarya tak hanya di negeri sendiri, tetapi sampai di seluruh dunia.

Meda ingin menjadi wanita yang selalu dapat jadi berkat dimana saja. Dan menurutnya, seorang wanita yang menjadi berkat adalah wanita yang tahu tujuan hidup mereka dan tetap melakukannya. Selain itu, tak berhenti berkarya walaupun nanntinya menjadi seorang istri, seorang ibu bagi anaknya dan penolong bagi suaminya. “Buat para wanita Allah, jangan pernah berhenti melakukan panggilan hidup kita di bidang apapun Tuhan telah tempatkan. Bahkan waktu kita sudah menjadi seorang isteri dan seorang ibu”, ujar pengagum Maria, ibu Yesus ini. (jimmy)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar