Jumat, 16 Oktober 2009

PINDAH GEREJA DEKAT RUMAH

Lima tahun setelah pindah rumah, ayah dan ibu sering bertengkar. Ayah tidak pernah mau ke gereja lagi, aku juga malas-malasan dan hanya ibu saja yang rajin. Bukannya tidak diperhatikan karena pak gembala dan istri sering menjenguk ke rumah setiap bulan untuk di doakan.

Aku pun sering ke gereja para pemudanya, disana aku sering mengamati sepertinya lama-lama aku menjadi sendiri tidak ada teman. Walaupun ke gereja harusnya untuk Tuhan bukan untuk diri sendiri, aku jadi lelah terhadap semua ini. Ibu ku pun juga jarang ke gereja. Suatu saat ada undangan ke gereja dekat rumah.

Eventnya tentang natal, ibu ku pun datang ke gereja dekat rumah. Karena istri gembala dekat rumah sering memberi buah hasil sendiri, ibu ku pun sering datang ke gereja terdekat tersebut dan ikut dalam pelayanannya. Aku pun mulai diajak ke gereja dekat rumah tersebut, dan mulai sedikit-sedikit pelayanan. Ternyata melayani Tuhan memang menyenangkan.

Believer, gereja dekat rumah ku sangat sedikit jemaatnya, jadi kami pun lebih diperhatikan. Para jemaat disana pun sangat luar biasa imannya sampai aku terkagum-kagum, apalagi suaranya saat menyanyi sangat indah seperti di surga. Aku pun berpikir “lebih baik gereja kecil tapi membesarkan jemaatnya daripada gereja besar mengecilkan jemaatnya”.(ebk)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar