Minggu, 06 September 2009

MELUPAKAN KEBANGGAAN MASA LALU



Kristus adalah seorang teladan terbaik mengenai apa artinya mengosongkan diri itu, tetapi alkitab tidak hanya menyediakan Dia sebagai teladan. Rasul Paulus juga berbicara mengenai mengosongkan dirinya membuang segala sesuatu yang sekiranya dapat dia persembahkan bagi Tuhan, dan sebaliknya mengakui bahwa semua keberhasilannya, kefanatikannya, dan segala pengetahuannya di masa lalu hanyalah sampah saja jika dibandingkan dengan apa yang telah dilakukan Kristus baginya.


Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus, dan berada di dalam Dia bukan karena kebenaranku sendiri karena menaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan akan Kristus yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan. Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitanNya, dimana aku menjadi serupa dengan Dia di dalam kematianNya, supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan diantara orang mati.


Bukan seolah-olah aku telah memperoleh ini atau aku telah sempurna, melainkan aku mengejarnya, kalau-kalau aku dapat juga menangkapnya, karena akupun telah ditangkap oleh Kristus Yesus. Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah terjadi di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.


Karena itu, marilah kita, yang sempurna, berpikir demikian. Dan jikalau lain pikiranmu tentang salah satu hal, hal itu akan dinyatakan Allah juga kepadamu. Tetapi baiklah tingkat pengertian yang telah kita capai kita lanjutkan menurut jalan yang telah kita tempuh. Filipi 3:7-16


Paulus mengatakan bahwa ia menganggap segala keberhasilannya di masa lalu hanyalah sampah, supaya ia dapat memperoleh Kristus. Dia mengatakan bahwa kedua hal itu benar-benar bertolak belakang. Setujukah Anda? Atau apakah Anda tetap pada pendirian Anda bahwa Anda dapat tetap mengejar penghargaan dari dunia dan Anda tetap dapat mengikut Kristus?


Apakah Paulus punya hak untuk tetap menjadi siapa dia sebelumnya? Memang, menurut ukuran dunia, tentu saja dia dapat tetap menjadi siapa dia sebelumnya. Nyatanya, sebelum dia melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sebagai sampah, Paulus sendiri menuliskan semua kualifikasi mengenai dirinya untuk melayani Tuhan. Lihatlah Filipi 3:4-6:


Sekalipun aku juga ada alasan untuk menaruh percaya pada hal-hal lahiriah. Jika ada orang lain menyangka dapat menaruh percaya pada hal-hal lahiriah, aku lebih lagi: disunat pada hari ke delapan, dari bangsa Israel, dari suku Benyamin, orang Ibrani Israel, tentang pendirian terhadap hukum Taurat, aku orang Farisi, tentang kegiatan, aku penganiaya jemaat, tentang kebenaran dalam menaati hukum Taurat, aku tidak bercacat.


Saya tidak tahu apa saja kualifikasi yang Anda miliki untuk melayani Tuhan, tetapi mungkin sangat berbeda dengan Paulus. Dapatkah Anda mengurutkan kembali sisilah keluarga Anda sampai kepada suku Benyamin? Apakah Anda telah dilatih untuk menjadi seorang Farisi? Apakah Anda seorang ahli di bidang hukum? Pernahkah Anda benar-benar dan tanpa cacat mematuhi hukum selama satu minggu penuh? Tetapi Paulus-seorang Ibrani yang paling sejati, yang terkemuka di antara para rasul, orang yang paling banyak menulis kitab dalam Perjanjian Baru-menganggap semuanya itu sebagai sampah. Dia benar-benar mengosongkan dirinya untuk dapat bergantung sepenuhnya pada Kristus.


Sejujurnya, dapatkah Anda menganggap segala kekuatan yang Anda miliki, segala keburuntungan Anda, dan segala keberhasilan Anda adalah sampah? Mungkin Anda dibesarkan ditengah-tengah keluarga yang sangat baik seperti halnya suami saya. Mungkin dalam tubuh Anda mengalir darah biru (keturunan bangsawan). Mungkin Anda seorang yang sangat terkenal seumur hidup Anda seperti seorang ratu dan pemilik segala hal yang menjadi idola. Mungkin Anda benar-benar tahu cara-cara untuk memperoleh banyak teman dan cara-cara mempengaruhi orang lain. Mungkin Anda seorang murid teladan, dan bersekolah di sekolah unggulan dan kuliah di universitas ternama. Atau mungkin Anda seorang yang sangat cantik dan mempersona sehingga memungkinkan Anda untuk menikah dengan ‘baik’.


Mungkin saja adalah seorang wanita yang telah ditakdirkan untuk memiliki ‘segalanya’. Anda dapat memperoleh jabatan di kantor Anda dengan sangat mudah, membesarkan anak-anak yang manis-manis dan baik-baik, dan selalu menjaga keharmonisan keluarga Anda, sementara Anda tetap dapat melakukan olahraga lari pagi sejauh tiga mil sehari dan menjadi sukarelawan dalam setiap acara amal. Anda beruntung. Sekarang, inilah test yang terpenting: dapatkah Anda melupakan kesemuanya itu dan menyebutnya sebagai sampah?


Saya tidak memulai hidup saya dengan segala keberuntungan. Darah keturunan yang mengalir dalam tubuh saya, mungkin hanyalah Irish Wishkey. Bila saya perhatikan keluarga saya, “Kami berasal dari keturunan pencuri kuda, peminum bir, pemabuk dan pembuat kekacauan di bar. Inilah tradisi kebanggaan kami” tetapi, saya telah berusaha meraih keberhasilan di dalam satu dua hal (menurut ukuran dunia). Dan sejujurnya, saya tidak dapat menyebut segala yang saya raih itu sebagai sampah. Bila Anda juga berpikiran demikian, maka hanya ada satu alas an. Anda masih terlalu memikirkan diri sendiri. Anda belum benar-benar mengosongkan diri. Dan selama kita masih memikirkan diri kita sendiri, Kristus tidak memiliki ruang yang dikehendakiNya dalam hidup Anda. Dia tidak memiliki cukup ruang untuk dapat benar-benar mengubahkan Anda menjadi sebuah bejana yang dapat dipakaiNya.


Dapatkan Anda bangun pada pagi hari dan membuang segala kebanggan yang Anda miliki kemarin? Akankah keajaiban seperti itu Anda alami? Terus terang saya tidak pernah mengalami hal itu! Sebaliknya, proses mengosongkan diri termasuk juga melupakan segala kebanggaan di masa lalu adalah sebuah perjalanan panjang dalam hidup ini. Jadi, lakukanlah prose situ dari hari ke hari.


Donna Partow



Tidak ada komentar:

Posting Komentar