Tampilkan postingan dengan label cerita rohani. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label cerita rohani. Tampilkan semua postingan

Rabu, 22 Juli 2009

TUKANG PERIUK DAN BEJANANYA

“Mengapa engkau membentuk aku demikian?” Apakah tukang periuk tidak mempunyai hak atas tanah litany, untuk membuat dari gumpal yang sama suatu banda untuk dipakai guna tujuan yang mulai dan banda lain untuk dipakai guna tujuan yang biasa?: Roma 9:20-21

Tuhan seumpama Tukang Periuk dan kita merupakan bejana-Nya. Tukang periuk mempunyai hak mutlak untuk membentuk tanah liat menjadi bejana yang diletakan di tempat menyolok agar orang-orang bisa menikmatinya. Tetapi, tukang periuk juga mempunyai hak untuk membentuk tanah liat menjadi bejana yang kurang berharga, yaitu bejana yang diletakan di sudut gelap di mana tidak ada orang yang memeperhatikannya. Tuhan kita mempunyai hak demikian meskipun kadangkala sulit bagi kita untuk menerimanya. Tuhan dapat membuat kita menjadi mulia dan terhormat namun juga dapat membuat kita rendah dan hina.

Terlepas dari apakah bejana tersebut mulia atau hina, bejana-bejana tersebut mencerminkan semua keahlian dan tujuan pembuatnya. Pada akhirnya, apakah bejana tersebut mulia atau hina, tidak tergantung pada pilihan bejana tersebut tetapi tergantung pada kehendak tukang periuk. Karena itu bejana yang mulia janganlah sombong dan bejana yang hina janganlah rendah hati.

Tukang periuk mempunyai satu tujuan yaitu untuk membuat semua bejananya menjadi berguna. Jika bejana yang mulia diletakan di tempat yang tidak sesuai dan tidak berdaya guna maka bejana tersebut berpikir bahwa pilihan yang keliru bisa diperbaiki dengan memanipulasi, gunakan dengan benar maka akan menjadi barang berharga dan sangat diperlukan.

Ada seorang ahli strategi militer Jepang yang dulunya adalah seorang pembantu yang tinggal bersama tuannya. Pada saat tuannya hendak berangkat, dia akan membawa sandal bagi tuannya untuk dipakai. Pada saat musim dingin tiba, tuannya terheran-heran bagaimana sandal tersebut dapat tetap hangat. Dia memberitahukan tuannya bahwa dia telah menghangatkan sandal tersebut di dalam tumpukan bajunya sendiri. Tuan tersebut benar-benar terharu akan kesetiaan pembantunya dan memberi dia posisi terhormat.

Apakah kita bisa atau tidak bisa menjadi orang hebat, tidaklah tergantung pada tempat kita bekerja namun lebih tergantung pada sikap kita di dalam menjalankan tugas. Orang hebat akan melakukan yang terbaik meskipun dia hanya dipercaya untuk hal yang paling kecil. Dan ini menunjukkan semangatnya yang besar.

LIVING BREAD

SI POLOS BERHATI MULIA

Kejadian 12:1-9

Si Polos’, itulah julukan teman-teman kepada Levi. Bagaimana tidak, selain orangnya tidak neko-neko, Levi juga unik. Pada umumnya seorang sekretaris berdandan cantik sementara penampilan Levi sangat sederhana. Mungkin orang tidak mengira kalau ia sekretaris di sebuah perusahaan besar. Bila mendengar atau melihat sesuatu yang aneh atau tidak benar menurutnya, spontan ia bereaksi. Dan seringkali rekasinya mengundang gelak tawa dan membuat orang gemas.

Selain itu Levi juga sangat responsive. Dirinya tidak bisa menahan diri terhadap ketidak benaran dan menyaksikan kesulitan orang. Acapkali, ia mengulurkan tangan pada orang-orang yang membutuhkan. Tak jarang pula bila mendapat bonus berupa barang produk dari perusahaan, barang tersebut akan dibagi-bagikan secara gratis kepada yang lain meski, harga barang itu mahal. Ada sebuah hati mulia di balik kepolosan Levi, yang menjadi daya tarik banyak orang.

Wanita, bukan perkara mudah bagi kita untuk memiliki suatu sikap yang responsive terhadap sesama. Kita cenderung kita lebih senang mendapatkan perhatian atau memperhatikan orang lain, untuk selanjutnya dengan polos menertawakan, menjelekan atau menjadikan bahan gossip. Jika kita mendapat berkat berupa bonus, kita lebih suka menjualnya daripada membagikan sebagai tanda perhatian dan kasih.

Ketika Tuhan memberi bonus terhadap usaha atau pekerjaan kita, itu bukan secara kebetulan. Tuhan mau kita peduli dan berinisiatif memberkati sesame. Kelebihan masing-masing orang menutupi kekurangan orang lain karena kita dipanggil dalam dunia ini bukan untuk menadahkan tangan, tetapi menjadi saluran berkat.

Wanita, ketika Tuhan memberkati kita, apa yang sudah kita lakukan? (Ir)

JULI 23 KAMIS

“Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu… dan malah berkelibihan di dalam berbagai kebajikan”. (2 Korintus 9:8)

Doa:

Bapa, berikan hati yang berbelaskasih kepada sesama, supaya aku dapat berbagi kebahagian dengan orang lain.

Bacaan Alkitab:

Ul 6, Ams 6, 1 Kor 15