Tampilkan postingan dengan label puasa. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label puasa. Tampilkan semua postingan

Rabu, 22 Juli 2009

PUASA (2)

Yesaya 58:1-12

Banyak orang yang salah mengartikan makna puasa. Yang penting menahan lapar dan haus. Supaya tidak tergoda lebih baik tidak bertemu siapapun. Masuk kamar dan tidur. Atau cari banyak kesibukan agar waktu cepat berlalu dan rasa lapar serta haus tidak terasa. Atau masih banyak lagi cara yang dilakukan untuk mengahabiskan waktu dalam berpuasa. Tapi sungguh-sungguh inikah puasa yang dikehendaki Tuhan? Tidak.

Berpuasa yang dikehendaki Tuhan adalah kita sungguh-sungguh merendahkan diri di hadapan-Nya, melayani sesama kita lebih lagi, menanggalkan semua keegoisan kita, memberikan hak dan apa yang kita inginkan pada orang lain, belajar lebih lagi untuk mengerti makna puasa dengan benar, maka puasa tidak akan menjadi suatu beban dalam hidup kita. Kita tidak akan melakukannya dengan berat hati, tapi justru dengan sukacita. Mengapa? Karena ada kekuatan baru yang Tuhan berikan ketika kita berpuasa dengan benar.

Roh kudus akan bekerja lebih dahsyat dalam hidup kita. Pada saat itulah terang kita akan merekah seperti fajar, luka kita pulih, kebenaran jadi barisan depan dan kemuliaan Tuhan barisan belakang kita. Pada waktu itulah Tuhan akan menjawab semua doa kita. Ia akan menuntun kita pada kehendak-Nya. Ketika kita memfokuskan diri pada Tuhan, maka kita tidak akan tergoda sekalipun ada orang yang sedang minum dan makan dengan lahap di depan kita.

Wanita, mungkin hari ini Anda sedang melakukan puasa untuk sebuah pergumulan pribadi, atau Anda berpuasa untuk orang lain, bangsa dan Negara. Mari lakukan puasa kita dengan benar sesuai kehendak Tuhan agar puasa kita tidak menjadi sia-sia. (jen)

JULI 31 JUMAT

“Tuhan akan menuntun engkau senantiasa dan akan memuaskan hatimu di tanah yang kering, dan akan memperbaharui kekuatanmu…” (Yesaya 58:11)

Doa:

Tuhan, aku mau melakukan puasa sesuai kehendak-Mu.

Bacaan Alkitab:

Ul 15, Ams 15, 2 Kor 7

PUASA (1)

Matius 6:16-18

Saya cukup terkejut ketika pertama kali melihat cara berpuasa para buruh di tempat saya bekerja saat itu. Sejak pagi mereka memperlihatkan wajah yang muram, letih dan lesu. Menjelang siang mereka berlomba-lomba mengguyur kepala dengan air dan menaruh kain basah di kepala mereka.

Ketika saya Tanya, mereka menjelaskan dengan panjang lebar bahwa mereka sedang berpuasa, jadi harus kelihatan oleh atasan mereka supaya tidak terlalu banyak disuruh-suruh. Saat jam istirahat dengan cepat mereka menata kertas Koran di lantai dan tidur sampai jam istirahat selesai. Alasannya supaya tidak terasa laparnya. Menjelang sore mereka berebut makanan yang dijual dosekitar pabrik. Kata mereka berpuasa justru menghabiskan banyak uang, karena setelah puasa mereka harus makan yang banyak sampai kenyang. Saya jadi bingung, apa puasa harus seperti itu? Mestinya tidak, karena saya juga melihat ada buruh yang tidak melakukan semua hal di atas dan tetap berpuasa. Memang agak menurun karena udara panas membuat tubuhnya berkeringat dan agak lelah. Katanya ia sudah terbiasa melakukan puasa, sehingga ketika puasa besar ia sudah tidak kaget.

Wanita, menurut Anda apakah puasa hanya soal makan dan minum saja? Apakah kita harus memperlihatkan pada semua orang bahwa kita sedang berpuasa? Mungkin kita bisa membuat kagum banyak orang ketika kita menunjukkan bahwa kita sedang berpuasa. Tapi di hadapan Tuhan, jika kita tidak melakukan puasa dengan tersembunyi, maka semuanya akan sia-sia saja. Tuhan lebih suka melihat orang yang melakukan puasanya dengan motivasi yang benar, dengan hati yang tulus di hadapan Tuhan, dengan hati yang hancur menghadap hadirat-Nya. Dengan demikian puasa kita tidak menjadi sia-sia. (jen)

JULI 30 KAMIS

“Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muakmu muram seperti orang munafik…” (Matius 6:16)

Doa:

Tuhan, aku mau berpuasa dengan benar, bukan sekadar agar dilihat orang.

Bacaan ALiktab:

Ul 13-14, Ams 14, 2 Kor 6