Matius 6:16-18
Saya cukup terkejut ketika pertama kali melihat cara berpuasa para buruh di tempat saya bekerja saat itu. Sejak pagi mereka memperlihatkan wajah yang muram, letih dan lesu. Menjelang siang mereka berlomba-lomba mengguyur kepala dengan air dan menaruh kain basah di kepala mereka.
Ketika saya Tanya, mereka menjelaskan dengan panjang lebar bahwa mereka sedang berpuasa, jadi harus kelihatan oleh atasan mereka supaya tidak terlalu banyak disuruh-suruh. Saat jam istirahat dengan cepat mereka menata kertas Koran di lantai dan tidur sampai jam istirahat selesai. Alasannya supaya tidak terasa laparnya. Menjelang sore mereka berebut makanan yang dijual dosekitar pabrik. Kata mereka berpuasa justru menghabiskan banyak uang, karena setelah puasa mereka harus makan yang banyak sampai kenyang. Saya jadi bingung, apa puasa harus seperti itu? Mestinya tidak, karena saya juga melihat ada buruh yang tidak melakukan semua hal di atas dan tetap berpuasa. Memang agak menurun karena udara panas membuat tubuhnya berkeringat dan agak lelah. Katanya ia sudah terbiasa melakukan puasa, sehingga ketika puasa besar ia sudah tidak kaget.
Wanita, menurut Anda apakah puasa hanya soal makan dan minum saja? Apakah kita harus memperlihatkan pada semua orang bahwa kita sedang berpuasa? Mungkin kita bisa membuat kagum banyak orang ketika kita menunjukkan bahwa kita sedang berpuasa. Tapi di hadapan Tuhan, jika kita tidak melakukan puasa dengan tersembunyi, maka semuanya akan sia-sia saja. Tuhan lebih suka melihat orang yang melakukan puasanya dengan motivasi yang benar, dengan hati yang tulus di hadapan Tuhan, dengan hati yang hancur menghadap hadirat-Nya. Dengan demikian puasa kita tidak menjadi sia-sia. (jen)
JULI 30 KAMIS
“Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muakmu muram seperti orang munafik…” (Matius 6:16)
Doa:
Tuhan, aku mau berpuasa dengan benar, bukan sekadar agar dilihat orang.
Bacaan ALiktab:
Ul 13-14, Ams 14, 2 Kor 6
Tidak ada komentar:
Posting Komentar