Kamis, 14 Mei 2009

Tidak Saling Menjegal

“Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling nengasihi” Yoh 13:14


Pada perjamuan malam menjelang penyaliban, Yesus berkata, “adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. “ Salah satu “manfaat” kepergian-Nya berkaitan dengan hubungan kita satu sama lain.


Bisa dibayangkan jika Yesus tidak pergi dan tetap ada di tengah para murid. Mereka menganggap kedekatan dengan Tuhan sebagai sumber persaingan di antara mereka: siapa yang terbesar, siapa yang akan duduk di sebelah kanan-Nya. Bisa jadi para murid justru akan saling menjegal demi memperebutkan kedudukan tersebut.


Yesus memilih untuk pergi, untuk disalibkan. Dan setelah kenaikan-Nya, Dia mengutus Roh Kudus untuk menyertai kita.


Jadi, kedekatan kita dengan Tuhan ditentukan oleh keputusan kita. Tak seorangpun bisa menjegal kita. Siapa yang mendekat kepada Tuhan, Dia akan berkenan ditemukan. Siapa yang memberi diri untuk dipimpin oleh Roh, dialah anak Allah.


Di sisi lain, kasih butuh ekspresi. Bagaimana kita mengungkapkan kasih kepada Tuhan yang tidak kelihatan? Tuhan ingin kita mengekspresikan kasih kita kepada-Nya dengan mengasihi saudara-saudara kita yang kelihatan (1 Yohanes 4:20).


Perjanjian Baru penuh dengan perintah tentang tindakan timbal-balik di antara orang percaya: saling mengasihi, membantu, menghibur, mendukung, dan seterusnya. Makin besar kasih kita kepada Tuhan, makin besar pula kasih kita terhadap saudara seiman.


Kasih dan persekutuan semacam ini, Tuhan menegaskan, merupakan kesaksian yang kuat dan tak terbantahkan bagi dunia.


ARIE SAPTAJI


Tidak ada komentar:

Posting Komentar