Rabu, 22 Juli 2009

DIA MENGUATKAN AKU

(Vlorin)

Akhir-akhir ini saya sangat lelah atau super capek. Orang tua saya datang berkunjung ke tempat saya dan tentunya saya harus melayani mereka. Jam 8 pagi saya harus pergi kerja dan pulang sekitar jam 6 sore. Karena belum memiliki pembantu, saya harus bangun jam 5 pagi untuk mencuci baju mereka, jam 6 pergi ke pasar, lalu memasak sarapan dan makan siang mereka. Dan saya memiliki waktu 10 menit tiap paginya untuk persiapan bekerja. Sore harinya, saya harus menyetrika, memasak makan malam, membersihkan rumah, bahkan terkadang mencuci baju lagi. Hingga jam 10 atau 10.30 malam, rasanya badan saya gempor. Karena saya tidak nekerja di kantor yang duduk di belakang meja, makanya badan saya sangat lelah pergi ke sana kemari bagaikan tukang ojek. Namun semua rasa lelah itu terobati ketika saya melihat kedua orang tua saya bahagia, orang yang dekat dengan saya membuat saya happy. Sayangnya, terkadang orang yang dekat dengan saya malah tidak mengerti keadaan saya dan berpikir bahwa saya sudah tidak memperhatikannya lagi. Hal iini kerap kali membuat saya sedih dan malah maikn capek hati. Namun sekali lagi, kekuatan Tuhanlah yang menguatkan saya.

Wanita, kakak saya harus bekerja dari pagi hingga sore dan kuliah dari sore hingga malam. Malamnya lagi hingga dini hari ia juga harus mengerjakan pekerjaan lain dan tugas kuliah. Ia juga harus berhadapan dengan orang-orang yang membuatnya semakin capek hati. Saya, kakak saya, dan kita semua bukanlah super woman yang dapat mengerjakan segala sesuatu tanpa batas kekuatan. Secara fisik kita pasti memiliki batas kekuatan. Secara mental, pasti ada takaran yang sesuai yang dapat ditahan oleh mental kita. Oleh sebab itu kekuatan Tuhan sangat kita perlukan. Jangan pernah berpikir bahwa Tuhan akan datang atau Anda akan meminta pertolongan-Nya di saat kritis saja. Sekarang sakit, yah mesti sekarang ke dokter sebelum sakitnya semakin parah. Sekarang bermasalah dan berbeban berat, yah sekarang berseru meminta pertolongan-Nya.

Kita dapat membaca kisah Abigail di dalam 1 samuel 25. Di sana diceritakan bahwa suaminya Nabal orang yang kasar dan jahat. Kasar bisa saja diterjemahkan sebagai sikap yang meremehkan, melecehkan, atau merendahkan. Sedangkan jahat, bisa saja masuk dalam kategori melakukan kekerasan secara fisik dan mental. Abigail adalah wanita yang sangat luar biasa. Ia bukannya minta cerai atau meminta Daud untuk membunuh suaminya yang jahat, justru ia memnita pengampunan dari Daud untuk tidak membunuh suaminya. Kekuatan manusiakah yang membuat ia bertahan dengan suami seperti itu? Tuhanlah yang membuat ia kuat karena ia adalah wanita yang tahu bagaimana melayani hamba Tuhan, bagaimana hidup benar di hadapan Tuhan, dan bersikpa sebagai isteri sebagaimana yang Tuhan kehendaki.

Wanita, ada banyak persoalan dalam hidup kita. Ada banyak beban yang harus kita pikul. Bahkan terkadang orang yang kita harapkan bisa membantu dan meringankan beban justru membuat kita semakin stress dan tertekan. Seperti seorang teman yang bercerita kepada saya tentang usahanya yang sedang lesu dan membuat ia harus bersusah payah membayar utang sana sini. Dalam keadaan itu, suaminya bukannya memberi dukungan atau membantu, suaminya malah menuduhnya sebagai wanita bodoh sehingga usahanya bangkrut dan juga menuduhnya tidak peduli keluarga karena terlalu sibuk mencari utang sana sini. Atau seorang teman yang sedang bermasalah dengan suami dan mertuanya, berhadap bahwa adiknya dapat mengerti, justru adiknya membuat banyak masalah sehingga ia sendiri harus berhadapan dengan masalah lain yang berhubungan dengan adiknya.

Jika Tuhan meluaskan banyak perkara untuk hadapi, maka Tuhan pasti telah menyediakan jalan yang tepat dan benar agar kita bisa menjalaninya dengan kuat. Jangan pernah menyerah dengan kuat. Jangan pernah menyerah atau putus asa, karena keptusasaan hany ada di dalam hati mereka yang tidak berharap dan bersandar kepada Tuhan. Mazmur 37:17 mempertegas kepada kita bahwa jika kita hidup benar maka kekuatan Tuhan pasti akan selalu menopang kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar