Rabu, 22 Juli 2009

Indah Pada Waktunya

“Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan yang biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dank arena itu Ia tidak akan membiarkan kamu di cobia melampui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepada jalan keluar, sehingga kamu dapat menanggungnya” (1 Kor 10:13).

Ayat ini sungguh menguatkan, menghibur sekaligus penegasan janji Allah bagi setiap orang yang sedang mengalami suatu pergumulan hidupnya. Sebesar dan seberat apapun pergumulan itu, Tuhan tetap setia dan pasti memberikan jalan keluar yang terbaik bagi setiap masalah yang kita hadapi.

Kesetiaan dan penyertaan Tuhan yang luar biasa juga kami rasakan 8 tahun yang lalu. Ketika itu kesimpulan dari diagnosa beberapa dokter kandungan atas janin dalam kandungan istri saya (anak yang kedua, anak pertama laki-laki berumur 5 tahun) adalah: perkembangan kepala janin tidak sempurna (bahasa kedokteran disebut bayi Anencephalus). Hal ini disebabkan karena kelainan kromosom pada saat pembentukan, dan umumnya janin ini harus segera digugurkan. Sebab secara medis, bayi dengan kondisi tersebut tidak dapat bertahan hidup lama. Kalaupun bertahan hidup, kemungkinan besar bayi tersebut mengalami cacat permanent.

Sebagai manusia biasa, diagnosa para dokter sangat mengejutkan kami. Bingung, sedih, berbagai pertanyaan yang mau kami ajukan kepada Tuhan berkecamuk menjadi satu. Disaat itu, sebagai manusia kami merasa tidak berdaya dihadapan Tuhan. Sebab dihadapan kami ada 2 pilihan tersulit yang harus kami putuskan secepat mungkin. Kalau janinnya dipertahankan sampai waktunya lahir, berarti kami harus menunggu 6 bulan lagi untuk sesuatu yang akan “sia-sia”, sekaligus menambah kesedihan kami. Dan seandainya janin itu harus digugurkan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, dari mana kami punya hak untuk menentukan hidup matinya seseorang? Bagaimana kami mempertanggungjawabkan hal ini kepada Tuhan sebagai pemberi kehidupan? Belum lagi beban psikologi yakni perasaan bersalah yang harus kami tanggung seumur hidup. Setelah melalui berbagai pergumulan, kami memutuskan untuk tetap mempertahankan janin tersebut sampai lahir. Dan kami merasa ini hanyalah “KEBAHAGIAN YANG TERTUNDA”.

Pada usia kandungan 3-5 bulan, berbagai usaha pengobatan tradisional dan doa mohon kesembuhan terus kami lakukan. Setelah memasuki usia kandungan bulan ke 6, kami seakan “diingatkan” oleh Tuhan bahwa ada yang salah dalam usaha dan doa kami, yakni terlalu mengandalkan kekuatan sendiri dan terlalu memaksakan kehendak kami kepada Tuhan. Puji Tuhan, sejak kami belajar untuk berserah dan merubah doa kami menjadi “Tuhan, Engkau yang memberi nafas kehidupan, Engkau juga tahu mana yang terbaik untuk janin ini, biarlah semua ini terjadi menurut kehendakMu, bukan kehendak kami”.

Meskipun tidak sesuai dengan harapan kami (bayi tersebut meninggal 60 jam setelah lahir), kami tahu Tuhan tidak pernah memberikan cobaan melebihi kemampuan umatNya. Dan apapun yang terjadi, semua ini adalah rancangan terbaik yang telah Tuhan siapkan. Rancangan Allah seringkali tidak sama dengan rancangan manusia. Waktu yang tepat menurut manusia belum tentu tepat menurut Allah. “Sebab rancangan-Ku bukanlah racanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman Tuhan” (Yesaya 55: 8).

Dan ternyata rancangan Tuhan memang luar biasa. Sekitar 2 tahun kemudian dikarunia (baca “diganti kembali”) seorang bayi perempuan yang sehat dan cerdas, baik jasmani maupun rohani (bayi yang dulu juga perempuan). Saat ini dalam usia yang baru 6 tahun dia sudah bisa pimpim doa saat kami doa bersama. Bagi kami, ini adalah anugrah dan kemurahan hati Tuhan yang terindah, yang sangat kami syukuri. Kami tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi, senadainya kami salah mengambil keputusan dan tidak melibatkan Tuhan didalam pergumulan ini.

Pengalaman ini mau mengajak kita untuk selalu melibatkan dan mengandalkan Allah didalam kehidupan dan pergumulan kita. Allah tahu mana yang terbaik untuk kita. Yang penting, bagaimana cara kita merespons secara benar rencana Allah didalam kehidupan kita. Allah mau kita tetap setia didalam setiap pergumulan kita. Dan Allah tidak pernah salah didalam merancang masa depan umatNya. Percayalah!! Karena satu hal yang PASTI, “Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya” (Pengkhotbah 3:11) Tuhan Memberkati. BUDIYANTO CHANDRA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar