Rabu, 26 Agustus 2009

JANGAN LUPA


ORANG BEBAL TIDAK SUKA KEPADA PENGERTIAN…

(Vlorin)

Saya ingat betapa menderitanya saya dulu ketika saya setiap bangun pagi selalu saja bersin-bersin. Jika saya bangun jam 4 pagi, maka saya akan terus bersin hingga jam 9 pagi. Jika saya bangun jam berapapun juga di pagi hari, maka saya akan berhenti bersin dan meler-meler hingga jam 9, atau setidaknya ketika matahari sudah sangat panas. Hal itu membuat saya susah tidur, susah kerja, susah makan, dan pernafasan saya kurang lancar setiap kali saya tidur. Ketika saya periksa ke dokter, ia mengatakan bahwa saya alergi dengan debu. Saya ingat bahwa setiap kali saya membersihkan kamar atau lemari, kurang dari 5 menit saya pasti bersin-bersin. Karena tempat tinggal saya persis dekat jalan yang lumayan ramai dilewati kendaraan, debu jalan selalu memenuhi rumah. Dalam sehari rumah dipel hingga 5 kali dan meja makan setiap jam harus dibersihkan. Tetapi saat saya meminum vitamin dari sang dokter, saya masih saja tetap bersin-bersin.

Suatu kali saya sedang beristirahat di kamar saya dan menatap exhaust fan yang ada di kamar. Dan juga setiap kawat nyamuk yang ada di atas pintu dan jendela kamar. Akhirnya saya tahu penyebabnya, exhaust fan dan kawat nyamuk yang ada di kamar saya tidak pernah dibersihkan. Ketika saya membersihkannya, debu mengeras. Tebal sekali, sehingga saya harus membersihkannya dengan pisau.

Wanita, bayangkan jika hal yang sama terjadi pada diri kita. Ketika kita membiarkan dosa menempel dalam hidup kita dan kita lupa membersihkannya maka dosa itu akan menebal. Saat dosa itu menebal dan tertanam kuat di dalam diri kita, saat itulah kita akan menjadi manusia babal yang tidak mau mengerti akan kebenaran. Saat itu pula jiwa kita akan sakit, jauh dari sukacita dan pengharapan di dalam Yesus.

Contohnya, selama ini mungkin kita merasa bahwa bohong kecil-kecilan kepada suami tidak masalah. Selama kita melakukannya demi kebaikan. Namun ketika kita membiasakan kebohongan itu sebagai sebuah cara untuk melakukan kebaikan maka kebohongan itu akan menebal dalam diri kita. Kebohongan pun menjadi senjata untuk berbuat baik. Saat kita tahu bahwa bisnis yang kita lakukan itu tidak jujur, namun dengan alasan akan susah mengembalikan modal dan mendapatkan untung maka cara itu kita anggap halal-halal saja. Kebenaran pun tertutupi dengan kebebalan kita. Bukan sebuah isapan jempol kita seorang penatua gereja melakukan penipuan pajak di tempat usahanya. Alasannya pemerintah terlalu melebih-lebihkan pajak yang ditagihkan kepadanya karena ia Kristen dan bermata sipit. Jika hal ini tidak segera dibersihkan, maka penyakit ini akan menular kepada jemaat lainnya yang berpikir bahwa sah-sah saja penipuan pajak dilakukan, toh pak penatua juga melakukannya.

Saya sangat ingat ketika beberapa jemaat di sebuah gereja bertanya mengapa selama 20 tahun lebih gereja mereka tidak berkembang dan jemaatnya datang silih berganti dan mentok hingga 50 jemaat saja. Mereka sering mengabaikan peringatan dari Tuhan dan pengertian yang diberikan Tuhan kepada mereka. Bayangkan saja selama 20 tahun lebih mereka menendang setiap hamba Tuhan yang tidak mereka sukai. Lebih 40 hamba Tuhan melayani di sana dan ada sebagian yang kecewa dan sakit hati. Mereka terkadang memperkatakan firman untuk menghargai hamba Tuhan namun mereka tidak mempraktekkannya.

Wanita, bersihkan diri kita setiap hati dari dosa. Jangan pernah biarkan satu dosa menempel hingga hari esok dan menumpuk dengan dosa lainnya. Lebih baik setiap hari kita menjaga diri agar kita bisa kebal dari perbuatan dosa bukannya membuat kita bebal dengan tersu berbuat dosa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar