“Demikianlah hendaknya kamu memandang: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus”. Roma 6:11
Seorang pilot yang sedang menerbangkan pesawatnya menembus badai topan di mana cakrawala terlihat kabur mungkin merasakan sensasi yang dikenal sebagai vertigo. Walaupun ia terbang dengan posisi terbalik, ia merasa seakan-akan sedang terbang mendatar. Tindakan koreksi tergantung dari keandalan instrument-instrumennya, yang mengisyaratkan sebaliknya.
Demikian pula, saat kita mungkin tidak merasa mati bagi dosa (terutama imoralitas), Firman Allah mengatakan demikian, dan Firman-Nya selalu akurat, bahkan di tengah-tengah badai keinginan. Itulah yang disebut oleh Kitab Suci sebagai “memandang”, memperhitungkan bahwa suatu fakta itu benar terlepas dari emosi atau perasaan apa pun. Itulah sebabnya kita dipanggil untuk menganggap diri kita telah mati bagi dosa dan hidup bagi Allah (Rom 6:11).
Sukses dalam menangani imorlitas harus dimulai dengan memandang diri Anda telah mati bagi kuasanya, tetapi Anda harus menganggap diri Anda hidup bagi Kristus. Anda mengenakan manusia baru, identitas baru, oleh iman di dalam Firman Allah.
Mengenai imoralitas seksual, Kitab Suci mengatakan, “Allah memanggil kita bukan untuk melakukan apa yang cemar, melainkan apa yang kudus” (1 Tes 4:7). Mengenai tindakan yang tidak etis, kitab Suci mengatakan bahwa kita harus “menginginkan suatu hidup yang baik” (Ibr 13:18). Anda menangani imoralitas dengan memahami kodrat Anda yang baru di dalam Kristus dan menerima kebenarannya yang mengubahkan.
Tuhan, bantulah aku untuk mati bagi dosaku dan hidup bagi-Mu dan Firman-Mu. Biarlah aku memahami dan menerima kebenaran kodratku yang baru.
CHARLES STANLEY
Tidak ada komentar:
Posting Komentar