Matius 6:25-34
Baru saja kami pindah di kota Bandung sebagai keluarga pelayan Tuhan yang dipanggil untuk merintis pelayanan dan gereja baru. Kami memlai pelayanan baru ini dengan “iman” tanpa sokongan bantuan daro organisasi mana pun. Kami percaya bahwa Tuhan akan mencukupi segala kebutuhan kami.
Sampai suatu hari kami mengalami saat dimana kami kehabisan uang. Apapun yang terjadi kami memutuskan untuk tidak kuatir. Satu hari berlalu, dua hari berlalu, tiga hari berlalu…tidak ada tanda-tanda terobosan keuangan bagi kami. Tiga hari sudah kami hanya minum air putih, kami sekeluarga berpuasa termasuk putra kami yang berusia 8 tahun. Kami merasa bersalah padanya, sampai putra kami berkata, “Papa..Mama…jangan kuatir, kita kan sama-sama doa dan puasa, Tuhan pasti tolong kita”. Air mata menetes di wajah kami, mengucap syukur bahwa putra kami yang masih kecil memiliki iman pada Tuhan.
Pada hari yang ketiga, menjelang malam hari, kami mendapatkan telpon dari “salah seorang anak rohani” yang memberkati kami sejumlah uang. Dengan hati yang penuh ucapan syukur kupergi mengambil uang dan pembeli kebutuhan dapur. Tuhan adalah PEMELIHARA kami.
Ada kalanya Tuhan izinkan kita melalui “lembah kekelaman” agar kita dapat melihat apa yang ada dalam lubuk hati kita. Sering kali kita katakana Tuhan itu baik, Dia Tuhan yang memelihara kita dan kita tidak perlu kuatir. Namun bilamana kita mengalami ujian seperti di atas, masihkah kita dapat mempercayai Dia? Dapatkah kita mengucapkan syukur atas semua yang telah terjadi dan mengatakan Dia baik? Bila sesuatu terjadi seizing Tuhan, Ia pasti punya tujuan yang kekal untuk membentuk karakter kita. (dave)
JULI 25 SABTU
Janganlah kuatir… (Mat 6:25)
Doa:
Tuhan, ajar kami mengucapkan syukur atas segala sesuatu yang telah kau berikan pada kami. Amin.
Bacaan Alkitab:
Ul 8, Ams 8, 2 Kor 1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar