Rabu, 22 Juli 2009

PENHUNI HUTAN

Amsal 20:3, Pengkh 7:9

Seorang murid saya yang notabene adalah mahasiswi yang nyaris tamat sedang kesepian dan ingin terus menelpon saya dan mengajak saya keluar. Tapi setiap kali saya mengajaknya ke tempat ramai agar ia tidak kesepian, ia malah memilih tempat yang sepi dan bila perlu hanya saya dan dia saja pengujungnya. Terang saja saya mengatakan kepadanya, “Kamu tinggal saja di hutan. Tidak ada manusia di sana”. Untuk menghilangkan rasa sepinya ia mencari apa saja yang ia anggap dapat membuat ia senang, kecuali bertemu dengan orang banyak. Dan anehnya lagi, emosinya sangat tidak terkontrol. Saat pembantunya hanya menjelaskan tentang belanjaan yang saya rasa bukan masalah besar, ia marah-marah seakan-akan si pembantu telah korupsi puluhan juta.

Wanita, papa dan mama saya kerap sekali menyendiri karena terlalu fokus memikirkan kakak saya yang sama sekali tidak memedulikan mereka. Di dalam hati amarah mereka meluap-luap. Hanya saja mereka bukan pemarah, tetapi hal itulah yang membuat mereka makin tersiksa. Lain lagi dengan seseorang yang saya kenal. Ia bersuami dan memiliki 3 orang anak, tetapi ia dipenuhi dengan pikiran negative tentang orang lain dan dunia luar. Hal itu pula yang membuat ia sangat aneh di mata para tetangga dan juga kerabatnya sendiri. Bahkan pembantunya sering kali keluar masuk rumah alias gonta-ganti karena keanehannya dan sifatnya yang suka marah.

Wanita, bersosialisasi itu perlu dan gak usah menutup diri. Selama kita bersosialisasi di tempat yang tepat, benar dan tidak menyesatkan pikiran kita, hal itu sangat bagus buat pembentukan karakter dan kejiwaan kita. Terlebih jika kita bersosialisasi di tempat yang berbau rohani, bukan di tempat gossip. Setuju? (vlo)

JULI 13 SENIN

Orang yang menyendiri, mencari keinginannya, amarahnya meledak terhadap setiap pertimbangan. (Amsal 18:1)

Doa:

Tuhan, ajar aku untuk bisa bersosialisasi yang benar dengan sekitarku. Amin.

Bacaan Alkitab:

Bil 31, Mzm 141-142, 1 Kor 5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar