Perkataan diwakili lidah, seperti yang tercantum dalam, “Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran”, karena orang yang lidahnya terpotong tentu tidak dapat mengucapkan kata-kata. Menurut saya, arti ayat tersebut lebih menitikberatkan bahwa jika kita mengasihi orang lain, bukan sekedar basa-basi tetapi perlu diwujudkan dalam perbuatan. Contohnya, pasangan dalam rumah tangga, setelah itu, ia akan meminta maaf kepada pasangannya, berjanji tidak mengulangi perbuatannya, bahkan mengatakan secara berulang-ulang bahwa ia mengasihi pasangannya. Namun, beberapa hari kemudian, ia memukuli pasangannya kembali. Bukannya perkataan tidak penting, sebaliknya perkataan memegang penting peranan yang sangat penting. Dibawah ini akan ditampilkan jenis perkataan, proses dalam berkata-kata dan dampak perkataan yang diucapkan, sesuai dengan Firman Tuhan.
Terdapat berbagai jenis perkataan yang dapat dilihat dalam:
· Yakobus 3:9, “Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah”.
· Roma 3:13, “Kerongkongan mereka seperti kubur yang ternganga, lida mereka merayu-rayu, bibir mereka mengandung bisa”.
· Yakobus 3:5, “Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara besar”.
· Amsal 12:19, “Bibir yang mengatakan kebenaran teap untuk selama-lamanya, tetapi lidah dusta hanya untuk sekejap mata”.
· 1 Petrus 3:10, Siapa yang mau mencintai hidup dan mau melihat hari-hari baik, ia harus menjaga lidahnya terhadap yang jahat dan bibirnya terhadap ucapan-ucapan yang menipu.
Proses yang perlu diperhatikan dalam berkata-kata dapat dilihat dalam:
· Amsal 15:2, “Seseorang bersukacita karena jawaban yang diberikannya, dan alangkah baiknya perkataan yang tepat pada waktunya!”
· Amsal 25:11, “Perkataan yang diucapkan tepat pada waktunya adalah seperti buah apel emas di pinggan perak”.
· Amsal 17:27, “Orang yang berpengetahuan menahan perkataannya, orang yang berpengertian berkepala dingin”.
· Amsal 25:12, “Tegurang orang yang bijak adalah seperti cincin emas dan hiasan kencana untuk telinga yang mendengar”.
Dampak positif dan negatife dari perkataan yang diucapkan dapat dilihat dalam:
· Amsal 12:18, “
· Amsal 13:3, “Siapa yang menjaga mulutnya, memelihara nyawanya, siapa yang lebar bibir, akan ditimpa kebinasaan”.
· Amsal 15:4, “Lidah lembut adalah pohon kehidupan, tetapi lidah curang melukai hati”.
· Amsal 18:6, “Bibir orang bebal menimbulkan perbantahan, dan mulutnya berseru memnita pukulan”.
· Amsal 21:23, “Siapa yang memelihara mulut dan lidahnya, memelihara diri dari pada kesukaran”.
· Amsal 29:5, “Orang yang menjilat sesamanya membentangkan jerat di depan kakinya”.
· Yakobus 1:26, :Jikalau ada seorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya”.
· Yakobus 3:6, “Lidapun adalah api; ia merupakan suatu dunia kejahatan dan mengambil tempat di antara anggota-anggota tubuh kita sebagai sesuatu yang dapat menodai seluruh tubuh dan menyalakan roda kehidupan kita, sedang ia sendiri dinyalakan oleh api neraka”.
· Yakobus 3:8, “tetapi tidak seorangpun yang berkuasa menjinakan lidah; ia adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan penuh racun yang mematikan”.
Kita perlu menyadari bahwa dampak negative dari perkataan yang kita ucapkan, misalnya berapa banyak anak yang kepahitan dengan ibunya karena selalu menerima kata-kata yang kasar; berapa banyak pasangan suami isteri bercerai karena salah satu pasangan sering menghina atau menjatuhkan harga diri pasangannya dengan kata-kata; berapa banyak karyawan yang sakit hati kepada atasannya yang cenderung menyalahkannya dengan menggunakan kata-kata yang menyakitakan; berapa banyak jemaat yang meninggalkan gerajanya karena perkataan yang menusuk hati dari sesama jemaat atau gembala gereja; atau berapa banyak hubungan putus,karena salah satu pihak merasa sangat tersinggung dengan perkataan sahabatnya. Dampak positif kata-kata juga luar biasa, berapa banyak kesuksesan para pakar motivasi, pendeta, psikologi, presenter, dan lain-lain, karena kata-katanya; berapa banyak keluarga dapat dipulihkan karena setiap anggota keluarga mengubah kata-kata negative menjadi positf; berapa banyak orang yang putus asa dibangkitkan semangatnya oleh kata-kata orang tua, saudara, sahabat, atau atasannya.
Kita mulai saat ini dapat mengevaluasi jenis-jenis perkataan yang kita ucapkan, apakah membangun atau justru menjatuhkan orang lain; memperhatikan proses saat kita berbicara, bagaimana keadaan perasaan orang itu ketika kita hendak bercakap-cakap dengannya, memberi nasehat, atau menegurnya; melihat dampaknya, mungkin suatu saat kita melakukan kesalahan, yaitu kita menegur seseorang ketika suasana hati orang tersebut sedang buruk, akibatnya maksud kita baik tetapi ditanggapi secara negative oleh orang tersebut, maka kita pun dapat belajar dari pengalaman itu dan memperbaikinya. Jika kita berkata-kata ala Firman Tuhan makan kemungkina besar jika kita menjadi
Ditulis oleh Srisiuni Sugoto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar